Ambon dan kebaikan-kebaikan yang saya temui

8:34:00 AM


Bismillah...

Sudah sepuluh bulan saya di sini, di kota Ambon. Dulu nggak pernah kepikiran akan ada di sini, 18 tahun yang lalu SD saya kedatangan banyak anak-anak pengungsian dari kerusuhan Ambon, saya dan teman-teman saya  sering banget ngetawain pas mereka ngobrol dengan beta, seng, ose, katong, kamong, sekarang dikit-dikit saya juga ngobrol pake beta, ose, katong, kamong.. hahaha. Bagaimana Allah mengatur segalanya, saya ada di sini, kita bisa berencana banyak, Allah bisa membelokan kemana saja, dan belokan-belokan itu harus diyakini selalu berhikmah. Dia yang membelokan Maha tahu, Maha bijak, maka kenapa mesti tidak bersyukur :')

Allah tahu betul saya ini masih suka nggak sabaran, syukurnya juga masih kurang banget, ibadahnya.. duh... 

Sepuluh bulan berada di kota Ambon saya berkenalan dengan banyak sekali orang yang dari sisi ekonomi berada di 'bawah'. Pertemuan kami saya yakini bukan suatu kebetulan, dari mereka Allah seperti ingin menunjukan 'ini loh ada banyak yang harus kamu syukuri'. 

Salah satu 'guru' saya dalam hal syukur selama di kota Ambon ini adalah bapak Madi. Pagi ini saya tergerak bercerita tentang beliau setelah pagi tadi saya dan suami mengintip beliau dari balik pintu, tadi sebelum shubuh pas lagi hujan deras banget beliau mengangkut sampah-sampah di salah satu sekolah yang ada di kota Ambon.

Awal mengenal beliau saat saya mencari orang yang bisa membersihkan penampungan air, kenalan saya merekomendasikan beliau. Kesan pertama saya adalah masyaallah kerjanya telaten banget, tidak ada tarif, judulnya minta tolong. Hehe. Lanjut cerita dari kenalan saya, bapak madi menjadi labuhan hati orang-orang saat ada keperluan mendesak. Di telfon langsung muncul.

Waktu berjalan, saya mendapati bapak ada diberbagai profesi, pagi-pagi buta, sebelum shubuh ia sudah datang ke sekolah mengangkut bertong-tong sampah, setelah itu membersihkan sekolah. Setelah urusan bersih-bersih sekolah selesai, berjalan sedikit ke pinggiran sekolah, akan didapati bapak madi bekerja membantu penjual nasi kuning. Bapak madi menjadi selaku asisten yang bertugas membukus nasi kuning. Setelah urusan nasi kuning selesai, geser sedikit ke penjual galon, disitu ada bapak madi yang mengangkat galon kesana-kemari.

Dilain kesempatan saya juga mendapati bapak madi mengambil tugas menggergaji kayu saat ada warga yang membuat warung. Di sore hari bapak madi kembali melakukan rutinitasnya di sekolah yakni menyapu dan mengumpulkan sampah-sampah yang akan dibuang esok paginya. Di akhir pekan, saat saya mengajak anak saya jalan-jalan sore ke sekolah, di situ lagi-lagi ada bapak madi, disetiap ahad sore bapak Madi setia memunguti daun-daun yang jatuh di halaman sekolah dan merapikan segala keperluan untuk esok harinya. 

Selain berbagai profesi yang sudah saya ceritakan di atas, bapak Madi juga mencari tambahan penghasilan dari memunguti gelas-gelas minuman plastik untuk dijual.

Saya sempat bertanya-tanya kira-kira bapak Madi digaji berapa dengan pekerjaan yang lumayan berat di sekolah, karena kepo bertanyalah saya, bapak madi menjawab di sekolah ia digaji 900 ribu perbulannya. Dikesempatan lain, ia bercerita bahwa istrinya sedang hamil anak ke 3.

Mendengar bunyi tong-tong sampah setiap pagi yang diseret bapak madi keluar sekolah, hati saya ini merasa malu karena masih sering mengeluh. Bapak Madi adalah contoh nyata ikhtiar, masalah rizki biar Allah yang bagikan. Rizki Allah itu luas, cukup lapangkan hati untuk mensyukuri setiap apa yang Allah bagikan. Nggak melulu soal materi, ketenagan hidup, bisa membersamai keluarga, dan banyak kebaikan lainnya adalah bentuk rizki yang kadang terlupakan. Selama kita bergerak mencari, Allah tidak mungkin menyia-nyiakan usaha kita.

Kadang saya tersenyum sendiri saat tiba-tiba meminta tolong pada bapak Madi untuk membeli galon,  saya ingat lagi kalau rizki bapak madi dititipkan Allah kepada saya, saya yakin bapak Madi dihari itu tidak pernah berpikir bahwa saya akan memintanya dibelikan air galon, sayapun demikian, komisi yang saya berikan kebapak madi pun kadang diluar rencana saya. Masyaallah, itulah Rizki, Allah yang atur, Allah yang tentukan.

"Pandanglah orang yang berada di bawahmu dalam masalah harta dan dunia, dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu" (HR. Bukhari Muslim)

:)

You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of