Cerita Ruwaid - Cerita Satu tahun kami

9:45:00 AM


Bulan ini Ruwaid genap satu tahun, rasanya waktu seperti lari-lari, cepat sekali berlalu. Seperti baru kemarin, saya menarik nafas lega dalam-dalam saat mendengar suara Ruwaid untuk pertama kalinya. Saya sama suami ditiap kesempatan selalu mengulang-ngulang cerita hari-hari kami menanti Ruwaid.

Ruwaid menjadi pelipur hati kami setelah duka kehilangan Ruwaifi, kehadirannya seperti obat. Jika mengingat lagi proses kehamilan sampai lahirnya Ruwaid hati saya mendadak lemah, mellow semellow mellownya, hehe. Kadang sambil menunggui Ruwaid tidur saya membuka galeri handphone, saya melihat lagi foto-foto Ruwaid dari hari pertama lahir sampai sekarang, foto Ruwaid yang ada dalam hape saya tidak kurang dari 2000 lembar, saya membukanya satu-satu, tahu-tahu Ruwaid bangun dan saya belum mandi, belum cuci piring, belum masak, belum ngapa-ngapain. Hehe

Bersama Ruwaid banyak sekali momen-momen pertama yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. Semakin lama menemani Ruwaid semakkin pahamlah saya kasih ibu kepada anaknya, kasih ibu saya ke saya. Kadang saya suka senyum-senyum sendiri saat ngobrol dengan ibu di telfon dan beliu menceritakan saya yang dulu suka ngamuk tiap kali ke pasar maksa minta jajan, haha. Mungkin dulu ibu saya sempat kesal ke saya, tapi setelah berlalu sekian tahun, dari cerita beliau saya menangkap rindu. Saya yakin suatu saat nanti saya juga akan demikian pada Ruwaid, rindu pada setiap tingkahnya. 

Ruwaid si hidung minimalis, hahaha, sudah pintar macem-macem, gampang banget dibikin senang, saya sering ketawa sendiri melihat Ruwaid terkekeh hanya karena saya mengedip-ngedipkan mata. Dia udah girang banget padahal saya cuma menggerak-gerakan jari. Hobinya mencungkil, mencungkil gigi, mata, dan hidung saya dengan tangan gembilnya.

Memasuki umur satu tahun, doi udah bikin ibunya keringatan ngejar-ngejar dia yang nggak mau pakai baju, mau nempel kayak tokek, suka narik-narik celana minta digendong, dan suka ngambil apa saja yang saya pegang, walaupun sama persis, tapi maunya yang saya pegang, nggak mau yang lain.  Segala hal dimainin mulai dari sendok nasi samapi sapu kasur. Semuanya bikin bahagia.

Makin hari makin cinta, itu yang saya rasain ke Ruwaid. Melihat dia bisa apa tiap harinya selalu bikin semangat, saya sampai ingat tiap detailnya. Saya berharap bisa menjadi ibu yang asik buat Ruwaid, yang selalu dia cari, senang diajak ngobrol, dan dikangenin walaupun nanti Ruwaid udah punya istri dan anak-anak. Ruwaid jadi sahabat kami terus yaa :*


You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of