Tentang makkah dan madinah, selalu ada rindu yang tumbuh subur tanpa harus disiram-siram. Cukup melihat tayangan dua kota suci ini ditelevisi rasanya sudah sangat membahagiakan, cerita pertemuan yang sudah berlalu sekian tahun kembali terulang, suara adzan di dua masjid suci, kawanan merpati yang akrab dengan pengunjung masjid, jalanan yang selalu padat oleh orang-orang yang berangkat sholat, muda-mudi yang tanpan rupawan cantik jelita membuat mata susah berpaling, penjual yang berderet-deret ditrotoar, bangunan tinggi yang membuat mulut menganga, semua itu membuat saya sulit tidur jika mengingatnya, dan suami saya menjadi korban dari cerita berulang saya ini, hehe, sudah tak terhitung saya mengulang cerita perjalanan umrah yang saya lewati ke suami, dan disetiap cerita berulang itu suami saya selalu sama saja bersemangatnya. Dulu-dulu saya sempat heran melihat ibu, bapak dan kakak saya yang selalu berbinar-berbinar saat menceritakan perjalanan mereka ke tanah suci, sekarang saya mengerti, kerinduan pada tanah suci rupanya tidak akan pernah selesai baik sudah pernah melihatnya terlebih lagi jika belum.
Semoga ada rezeki, di buku agenda saya terpampang niatan umrah ditahun 2016-2017 bersama suami. Aamiin. Masih satu atau dua tahun lagi,
tapi hampir setiap hari saya dan suami membahasnya, hehe. Ditambah lagi
dua minggu ini setiap ahad di acara khazanah yang tayang ditrans tujuh
ada kilas balik sejarah masjidil haram dan masjid nabawi, sudah, saya
kembali lagi mengulang cerita yang sama. Suami saya kembali mendengarkan
dengan setia, ia juga sesekali menanyakan bagaimana manasik umrah.