Ramadhan: Lailatul Qadar

1:22:00 PM


Bismillah. Tahu tidak, bahwa ternyata kenangan dapat meresonansi ingatan, pembahasan kali ini  membawa ingatan saya berlari ke malam-malam ramadhan beberapa tahun yang lalu. Masih ingat kan serial meteor garden yang dulu sempat naik daun, dulu itu penayangannya berpapasan dengan waktu sholat tarawih. Tayangan ini  kemudian menjadi ujian untuk orang yang lemah imannya seperti saya ini. Entah ilmu dari mana, pada masa-masa itu tersiar kabar kalau malam lailatul qadar ada di malam ke tujuh belas, jadilah saya galau, pada malam ke tujuh belas ramadhan, meteor garden sedang panas-panasnya karena tao ming she mendadak hilang ingatan. hehe. Gilak.

Pembahasan Lailatul Qadar rasa-rasanya sudah sangat banyak, setiap tahun juga menjadi agenda rutin para penceramah. Mengenai ceramah yang berulang-ulang, inilah agama kita, agama adalah nasehat jadi tak perlu bosan. Kita ini diingatkan berulang-ulang saja masih sering lupa, apalagi hanya sekali setahun. Sholat yang dipanggil pakai toa sampai lima kali sehari pun masih saja dilalaikan, bagaimana jadinya kalau Cuma dipanggil sekali sehari untuk melaksanakan sholat lima waktu. Anggap saja Catatan lailatul qadar kali ini sebagai ajang merefresh ingatan kita, biar lebih semangat lagi menyambut malam yang lain dari malam-malam lainnya ‘Bukan malam biasa’. Cekidot :)


 "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu, sungguh Dia Maha mendengar , Maha mengetahui. Rabb yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduannya, jika kamu orang-orang yang meyakini. Tidak ada yang berhak diibadahi melainkan, Yang menghidupkan dan mematikan. (Dialah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu"
 (QS. Ad-Dukhan: 3-8)

Keutamaan Lailatul Qadar..

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an

Malam Lailatul Qadar dengan kelebihanannya yang jauh melambung melampaui malam selainnya  adalah suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam yang lain, Allah memberikan nikmat kepada kita dengan keutamaan dan kebaikan malam tersebut. Allah menyifati Lailatul Qadar dengan malam yang penuh berkah karena banyaknya kebaikan, keberkahan, dan keutamaannya.

Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 14: 403). 

2. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan

 “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).

An Nakha’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. 

3. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan

 “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya  Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3). 

4. Malaikat  turun pada Lailatul Qadar

 “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)

Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

5.  Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’

 “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)

yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain, demikianlah kata Mujahid. Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.

6. Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhahhak dan ulama salaf lainnya.

Namun perlu dicatat sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7. Diampuninya dosa-dosa yang telah lalu

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari  Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari )

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Fathul Bari 4: 251)

Kapan Lailatul Qadar?

Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentan Lailatul Qadar, apakah ia terjadi pada bulan Ramadhan atau pada bulan yang lain” Beliau menjawa: “Ia terjadi pada bulan Ramadhan.” Abu Dzar bertanya kembali: Apakah ia hanya terjadi seiring adanya Nabi, kapan pun mereka, sehingga jika mereka wafat, maka Lailatul Qadar juga akan hilang, ataukan ia akan tetap ada sampai hari kiamat?” beliau menjawab” : ia akan tetap ada sampai hari kiamat” 
(HR.Al-Hakim)

Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan”  (HR. Bukhari dan Muslim)

 “Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan ramadhan”  (HR.Bukhari)

“Aku melihat bahwa mimpi-mimpi kalian telah bersesuaian pada malam tujuh terakhir bulan ramadhan. Barang siapa yang ingin mencari lailatul qadar maka hendaklah ia mencarinya pada tujuh malam terakhir tersebut”   (Muttafaq ‘alaih)

“Demi Allah, aku benar-benar mengetahui malam saat kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat di dalamnya. Malam itu adalah malam ke dua puluh tujuh”  (HR. Muslim)

“Carilah Lailatul Qadar pada Sembilan, tujuh, dan lima malam tersisa”  (HR. Al Bukhari)

Ibnu Hajar dalam Fathul baari menyatakan: “Pendapat yang paling kuat adalah lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil dari sepuluh terakhir, namun waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun”

Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang penuh keberkahan ini. 

Tanda Malam Lailatul Qadar..
  1. Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.  Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)
  2. Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
  3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
  4. Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim)
Salam Spirit Ramadhan, Berilmu sebelum beramal.

17 Sya’ban 1434 H


Sumber bacaan :
Majelis bulan Ramadhan karya Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin



You Might Also Like

1 comments

I'm Proud Member Of